TITAN adalah satu dari sangat sedikit benda antariksa yang memiliki atmosfer.Namun, misteri Titan ternyata lebih banyak lagi. Pemantauan wahana tak berawak Cassini yang dioperasikan badan antariksa Amerika Serikat (AS) NASA terhadap bulan yang mengelilingi Saturnus, yaitu Titan, mengungkap tanda-tanda keberadaan samudera di Titan.
Namun, samudera itu berada di balik lapisan es abadi yang menyelubungi Titan. Tim ilmuwan Cassini mengungkapkan, samudera itu terkubur pada kedalaman sekitar 100 km di bawah permukaan es Titan. Samudera itu memiliki elemen utama air dan amonia. Es abadi tersebut menutupi samudera Titan seperti cangkang sebuah telur.
“Kami menduga Titan memiliki samudera di bawah permukaan cangkang esnya karena cangkang es tersebut tampak bergerak lebih cepat daripada inti padat Titan,” ujar astronom Applied Physics Laboratory, Johns Hopkins University, AS, Ralph Lorenz, sebagai ketua tim peneliti
Titan adalah bulan terbesar yang mengorbiti Saturnus. Titan memiliki diameter sekitar 5.000 km dan lebih besar daripada Merkurius dan Pluto.Titan adalah bulan terbesar kedua dalam tata surya,setelah bulan Ganymede yang mengorbiti Yupiter. Titan diperkirakan memiliki massa 50% lebih besar daripada Bulan yang mengorbiti Bumi.
Pemantauan Cassini mengungkap,Titan memiliki pula banyak danau, lembah, dan pegunungan. Sebagian besar atmosfer Titan adalah nitrogen sehingga Titan menjadi berwarna oranye. Lorenz menegaskan, pada awal pembentukannya atmosfer Titan memiliki banyak elemen yang mungkin ada dalam atmosfer Bumi. Namun, Titan memiliki lebih banyak kimia metana dan etana.
“Titan memang salah satu benda antariksa yang paling mirip dengan Bumi dalam sistem tata surya. Kami juga menduga Titan memiliki cuaca paling mirip dengan Bumi. Namun, Titan jauh lebih dingin daripada Bumi,” tutur Lorenz. Lorenz juga mengungkapkan, Titan memiliki potensi sumber energi yang jauh lebih besar daripada minyak dan gas yang terpendam di dalam perut Bumi.
Sumber energi terbesar yang terdapat di Titan adalah hidrokarbon cair. Di samping itu,Titan juga kaya akan kandungan kimia organik yang lain.Titan kerap dilanda hujan metana dan etana, dan kimia-kimia tersebut berkumpul membentuk lautan dan danau.“Titan adalah pabrik raksasa kimia-kimia organik,”tandas Lorenz.
Namun, penduduk Bumi tidak akan mudah mengeksplorasi potensi energi Titan. Sebab,Titan berjarak sangat jauh dari Bumi, yaitu lebih dari 2,2 miliar km.Di samping itu, suhu Titan juga sangat dingin. Sisi paling panas di Titan hanya mencapai suhu minus 179 derajat Celsius.
Wahana tak berawak Cassini membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menempuh perjalanan dari Bumi ke Titan.Lorenz berharap,penelitian terhadap pembentukan kimia karbon di Titan dapat menguak rahasia pembentukan kehidupan berbasis karbon di Bumi. Lorenz menambahkan, Titan juga kaya molekul organik kompleks bernama tholins yang menyusun bukit-bukit berminyak di Titan.
Namun demikian, ilmuwan Jet Propulsion Laboratory NASA Christophe Sotin dan ilmuwan University of Nantes, Prancis, Gabriel Tobie, mengakui bahwa dugaandugaan terhadap kondisi Titan tersebut masih memerlukan pembuktian lebih lanjut. Terutama tentang keberadaan samudera di bawah permukaan es abadi Titan. Titan adalah satu dari sangat sedikit benda antariksa yang memiliki atmosfer.Karena itu,para astronom dunia sangat penasaran terhadap Titan.
Setelah mereka meneliti Titan, rasa penasaran mereka ternyata menjadi semakin besar. Sebab, hingga kini para ilmuwan belum bisa menjelaskan bagaimana Titan bisa memiliki metana. Namun, Titan diperkirakan bukan satu-satunya benda antariksa yang memiliki samudera di bawah permukaan cangkang esnya.
Sebelumnya, para ilmuwan sudah mendapati tandatanda keberadaan samudera di bawah permukaan cangkang bulan-bulan yang mengorbiti Yupiter, yakni Europa, Callisto, Ganymede, serta bulan lain yang mengorbiti Saturnus,yakni Enceladus. (AP/AFP/Rtr/ahmad fauzi)